MENGANDUNG SPOILER
Pada awalnya saya ingin mencari film drama psikologi yang bisa menitikan air mata lewat motivasinya seperti Forrest Gump atau One Flew Over Cuckoo Nest. Tapi saya rasa terlalu mainstream untuk melihat yang seperti itu, beralilahlah saya ke kaskus dan melihat rekomendasi film dengan twist ending, berkategori drama, psikologi, dan horror yang tidak lain adalah The Sixth Sense.
Cerita diawali dengan DR. Malcolm yang merupakan seorang psikolog dibunuh oleh pasiennya sendiri di rumahnya. Perhatian saya kurang ditarik oleh openingnya, dan saya kira opening tersebut merupakan bagian tengah atau akhir dari film, seperti di film-film twist lainnya. Lalu lanjut ke scene Sanctuary dan Strange Happenings, diceritakan seorang anak bernama Cole, introvert yang sering dianggap freak oleh orang-orang di sekitarnya, dan DR. Malcolmmuncul untuk membantunya. Disinilah saya mulai tertarik dengan kelanjutan ceritanya, perasaan saya mulai tersentuh karena melihat karakter dan kepribadian si Cole yang menyedihkan, yang hanya memiliki ibu akibat perceraian dengan ayahnya. Hal inilah yang membuat Cole tertutup dan berusaha tidak membuat cemas ibunya dengan selalu bersikap seolah-olah baik-baik saja.
Pada scene Anniversary Dinner,DR. Malcolm yang ingin membantu Cole menyembuhkan ketakutan dan kepribadian anehnya, merasa bahwa Malcolm kekurangan waktu untuk istrinya dan malah berfokus menyembuhkan dan menemani anak yang sakit jiwanya sehingga istrinya merasa tidak dipedulikan lagi oleh Malcolm.
Kemudian di scene Freak dan Locked in the Dungeon, Coledibully teman-temannya dan dikurung di suatu ruangan yang membuat penyakit paranoidnya semakin parah. DR. Malcolm akhirnya menemani Cole, dan mereka saling jujur tentang rahasianya. Rahasia DR. Malcolm yang kesulitan berhubungan dengan istrinya akibat ingin membantu Cole, dan akhirnya Cole mulai membuka diri kepada DR. Malcolm dengan memberitahukan rahasianya yang cukup mengejutkan.
Dilanjutkan ke scene Someone’s in the kitchen dan Trouble in Family, ternyata Colebenar-benar bisa melihat hantu, dan hantu-hantu tersebut berusaha berkomunikasi dengan Coleuntuk meminta tolong kepada Cole. Cole yang ketakutan tidak bisa menerima begitu saja dan kemudian memberitahukannya pada DR. Malcolm. Malcolmsebenarnya tidak percaya namun bersikap seolah ia percaya karena ingin membantu Colemenyembuhkan penyakitnya. Cole kemudian menuruti permintaan hantu tersebut dan membantunya.
Lalu di scene selanjutnya DR. Malcolm mulai menyerah untuk membantu Cole. Cole kecewa kepada DR. Malcolm karena ia merasa bahwa tinggal sedikit lagi ia bisa sembuh dari penyakit ketakutannya yang berlebihan. Diakhiri DR. Malcolmyang meminta maaf pada istrinya dan pengulangan bagian “I see dead people” yang diucapkan oleh Cole.
………
………
Saya merasa bingung menghubungkan bagian awal cerita hendak diletakkan dimana.
Kemudian saya tonton ulang lagi, jelas jelas yang membunuh DR. Malcolmadalah Vincentdan bukan Cole.
DAN AKHIRNYA SAYA MENYADARI BAHWA SAYA TELAH TERTIPU !
Saya sadar terlalu membawa perasaan saat menonton film ini, bukannya mengandalkan logika. Saya takjub pada pembawaan karakter Cole dan saya kira Cole adalah bocah introvert nihilis yang cukup cerdas dan filosofis. Saat ia mengakui rahasianya dan berkata :
“I see dead people. Walking around like regular people. They don’t see each other. They only see what they wanna see. They don’t know they’re dead.”,
saya kira pernyataan tersebut mengandung makna yang tidak sebenarnya, membuktikan bahwa Cole merasa kesepian dan gelisah karena banyak kepalsuan dan kurangnya perhatian orang orang disekitarnya. Dan saya kira DR. Malcolmadalah pemeran utama yang ingin menyelamatkan Cole namun terhalang oleh kepeduliannya terhadap istri dan pasien lainnya. Karena pasien yang lainnya merasa tidak dipedulikan DR. Malcolm, maka pasiennya yang bernama Vincenttersebut membunuh DR. Macolm.
NAMUN PERKIRAAN SAYA BERDASARKAN PERASAAN TERSEBUT SALAH !
Saat saya tidak berlarut-larut dalam perasaan, menerima apa adanya, dan melihat melalui fakta yang sebenarnya, ternyata alur ceritanya cukup sederhana. DR. Malcolm dibunuh, arwahnya gentayangan, Cole bisa melihat hantu, dan DR. Malcolm menyadari bahwa ia telah mati. Entah apa yang saya rasakan saat melihat fakta ini. Kecewa sekaligus tertawa karena ketololan saya yang berpikir keras tentang alur maupun isi dari film tersebut yang dikira rumit dan ternyata alur yang sebenarnya sangat sederhana dan makna kata-katanya jelas, tidak ada yang ambigu atau berkonotasi.
Akhirnya saya mendapat kesimpulan,
saya mengumpamakan apabila sutradara adalah Tuhan, penonton adalah manusia, dan kehidupan merupakan filmnya. Maka sutradara telah menciptakan film dengan tanda tanda yang jelas mengenai maknanya. Penonton bisa merasa terhibur, kecewa, sedih, maupun bahagia akibat filmnya dan maknanya selalu misterius. Penonton berhak memaknai film ataupun tidak dan itu merupakan kebebasan yang diberikan sang sutradara.
Yang jelas, saat memaknai film menggunakan perasaan, kadang kita memiliki ekspektasi yang besar terhadap film, dan seakan-akan film tersebut adalah film istimewa yang perlu dimaknai semuanya dengan segala kemisteriusannya. Dan saat tersadarkan oleh akal dan logika, ternyata makna film tersebut berbeda dengan ekspektasi kita yang besar. Hanya ada kesedihan, kebahagiaan, kekecewaan, harapan, ketakutan, dan perasaan lainnya yang tidak nyata. Keistimewaan makna hanyalah imajinasi karena makna sebenarnya tidak terlalu bermakna.
OLEH KARENANYA, APA YANG BIASA DISEBUT FILM INI SEJATINYA TIDAK BERMAKNA !
Tentunya ini hanyalah sudut pandang orang aneh. Karenanya percayalah, dengan perasaan, kita bisa merasakan kebesaran dan keistimewaan kita yang sejatinya sangat biasa, juga dengan perasaan kita bisa merasa bahwa adanya kita di dunia ini memiliki suatu alasan.
$ Be real still. Sometimes you feel it sometimes like you’re falling down real fast, but you’re really just standing still. -Cole
$ Sometimes, people think they lose things, and they didn’t lose them—it just gets moved. -Cole