Sesuatu yang dibuat manusia itu bisa disebut karya. Dan dari setiap orang yang membuat karya aku temui mereka merasa perlu atau ga perlu menyombongkannya, tapi dari setiap karyanya mereka pastilah harus membanggakannya, bangga terhadap diri sendiri utamanya agar ada sedikit perasaan puas di dalam diri. Untuk menciptakan suatu karya dan tanggapan atas karyanya dibutuhkan suatu keberanian yang dinamakan ketelanjangan. Lalu setelah karyanya berhasil terbit dan diakui banyak orang, mereka yang berkarya ini membanggakan ketelanjangannya.

Setuju gasih, untuk mencapai semua yang ada di dunia ini dibutuhkan ketelanjangan ? Kalo masih belum paham arti ketelanjangan aku kasih contoh deh. Liat pendidikan, sekolah, dan apa yang harus kamu pelajari di waktu kecil! Pertama-tama apa ? perkenalan. Untuk mencapai pertemanan, kamu harus ngasih tau apa-apa yang berhubungan dengan kamu, mulai dari nama alamat hobi cita-cita dan lain-lain, belajar baca tulis buat apa ? biar bisa banyak baca ketelanjangan orang lain dan bisa ngasih tanggapan terhadap ketelanjangan. Terus kalo mau ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu persahabatan, kamu harus ngasih tau apa yang kamu suka atau ngga suka, harus menyesuaikan diri dengan orang yang kita ingin jadikan sahabat, cuman untuk mencapai suatu keberhasilan dalam bidang persahabatan.

Lalu contoh lain, wawancara kerja, sekolah, beasiswa, penunjukan ketua atau pemimpin disana ada banyak sekali macam pertanyaan yang menguji ketelanjangan kamu. Kalo kamu teguh pada prinsip pake baju tapi si pewawancara ingin ngeliat ketelanjangan kamu, apa motivasi, apa saja prioritas kamu, apa yang sudah kamu lakukan untuk mencapai posisi di bagian ini, semakin telanjang maka semakin suka mereka pada kamu. Dan semakin kamu jago memperlihatkan ketelanjangan, walaupun sebenernya kamu masih banyak nyimpen ketelanjangan yang lain, maka semakin kamu bisa menyenggol hati orang untuk terpesona dengan kamu, walaupun semuanya cuman tipuan.

Aku pikir aku telanjang dari lahir, terus pas balita disuruh nutupin apa yang disebut kemaluan. Tapi lama kelamaan pas udah remaja dan aku udah bener-bener tertutup mereka nuntut lagi ketelanjangan, terus kalo udah telanjang, mereka terus ngetawain, muji, dan komentar malu-maluin lah dsb. Udah mati pun nanti dibulak-balik telanjang dan ditutupin. Liat kan ? semuanya butuh apa yang disebut ketelanjangan atau apa yang kalian pahami sebagai keterbukaan.

Kadang aku ga habis pikir, Tuhan udah baik-baik nutup semua ketelanjangan, cuman boleh memperlihatkan ketelanjangan di hadapan diriNya dan orang yang dianggap dekat dengannya, bahkan memerintahkan untuk menutup diri, tapi apa yang dipahami hanyalah sebatas nutup kulit dan rambut, firman pertamanya yang nyuruh baca sering kali ga dipake dan ga diperhatikan. Dan apa yang aku pahami dari orang-orang modern adalah mereka suka telanjang dan sering kali membanggakan ketelanjangan mereka dimanapun, kapanpun, dan terhadap siapapun. Utamanya adalah membanggakan pikiran telanjangnya.

Sedikit-sedikit aku ngerti sih kenapa mereka bertahan dengan prinsipnya, kalo mau apa-apa ya kamu harus telanjang! Tuhan nyuruh untuk telanjang cuman kepada diriNya dan orang yang bersyarat dekat dengannya. Tapi kan sekarang ini banyak banget Tuhan, yang menuhankan logikanya, atau ga yakin tuhan itu ada atau nggak. Ya jadi bisa dibilang kan semuanya itu bisa jadi tuhan. Oleh karenanya, orang-orang liberal bisa telanjang dihadapan siapapun karena siapapun itu dianggap Tuhan atau mereka menganggap bahwa semua manusia itu orang yang bersyarat dekat dengannya. Dan mereka tetap teguh dengan persaudaraan kasih universal berbentuk kemanusiaan.

Kalo orang agamis mikir bahwa agamanya bisa menyatukan dunia dan bersifat universal, orang-orang bebas ini sama aja, mikir bahwa perbedaan bukan penghalang untuk saling mengasihi sesama manusia. Padahal mah kalo ada yang ga setuju sama dia, ya sama aja sikapnya kaya orang agamis, ujung-ujungnya agak benci sama yang berbeda pendapat. Contohnya orang agamis, dsb dan akhirnya maki-maki orang yang beda pandangan tersebut.

Bisa dibilang aku benci sama orang-orang berprinsip, karena prinsip itu sebenernya gabisa tetep. Damai, adil, beradab, rasional, wew fantasi manusia doang itu semua. Dan karenanya aku benci orang-orang macam gitu, fanatik, liberal, yang pikirannya sempit, yang pikirannya luas, dan masih banyak lagi, intinya aku benci semua. Tapi dari kebencian itu gatau kenapa harus ada selalu yang diambil yang bisa nutupin semua prasangka burukku terhadap semuanya. Semakin banyak benci semakin menghilang semua perasaan negatif aku. Bener juga ternyata kalo negatif dikali negatif bisa jadi positif. Dan pada akhirnya aku gabisa benci kamu, kalian semua karena ujung-ujungnya kamu,kalian semua ngebuat aku jatuh cinta ke kamu, kalian semua, gatau kenapa. Dan untuk memproklamirkan kecintaanku kepada semuanya yang ada di dunia, maka aku persembahkan sesuatu yang gak pernah aku tunjukan sebelumnya kepada siapapun.

Dan inilah dia….

.

.

.

Ketelanjangan

Pak, buk, kak, teman-teman, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, maafin aku karena udah banyak waktu aku gabisa terbuka ke kalian, bukan berarti benci atau apapun, tapi dulu aku masih plinplan antara benci atau cinta kepada dunia. Dan sekarang aku tau bahwa aku cinta dunia ini, lalu akan ku persembahkan ketelanjangan ini. Aku ga cuman terbuka ke kalian, tuhan, atau orang yang bersyarat dekat denganku. Aku akan terbuka kepada siapapun yang bisa mengerti kata-kataku, aku menelanjangi diriku di depan umum, di internet, bahkan kepada orang-orang di luar benua yang gatau bahasa apa ini. Walaupun mereka ga peduli. Karena aku benar-benar cinta semuanya. Yang ada dan tiada.

ketelanjanganDan dengan aku mencintai semuanya, maka aku membanggakan ketelanjangan diriku! Seperti kata Johnny Sins di Q&A Sins TV yang kebetulan aku liat di youtube (kebetulan lho ya, gambarnya juga cuman aku cari di google, video aslinya semoga ga pernah aku liat, biografinya juga banyak di internet dan sungguh menginspirasiku.) yang kalo ditranslate kurang lebih seperti ini “Aku bangga seluruh dunia melihat pensku. Dan aku bangga terkenal karena pnisku”. Mungkin banyak orang yang berprasangka baik kepadaku dari perbuatan Tuhan menyembunyikan segala kedunguan dan dosaku melalui penampilan atau gerak-gerikku yang dibuatNya dengan baik.

Tapi maafkan aku Ya Allah.

Jika Engkau mencintaiku dan aku gatau apakah Engkau akan suka atau tidak dengan ketelanjanganku. Kali ini aku menelanjangi diriku tidak hanya di hadapan Engkau, melainkan kepada semuanya yang aku cintai. Aku tidak boleh pilih kasih hanya cinta padaMu, karena ciptaanMu begitu indah dan tiada kata yang bisa menjelaskan lebih dari indah. Maka aku mencintai Engkau dan yang merupakan dari bagianMu. Walaupun kecintaanku ini sepertinya akan membunuhku. Aku tidak mencintaiMu karena aku takut padaMu. Tapi karena aku mencintaiMu, maka aku takut pada padaMu. Aku takut kehilangan, kedapatan, semua yang berasal dariMu. Aku takut tak bisa membalas kebaikan atau keburukanMu. Aku takut jauh dariMu tapi aku juga takut dekat-dekat denganMu. Dan semuanya ini akibat kecintaanku padaMu. Oleh karenanya, aku harus jelaskan kecintaanku kepada segalanya dengan menelanjangi diriku.

Wahai Zat yang agung, sudah terlalu banyak aku merendahkanmu, tidak memperdulikanmu, dan mungkin anggapan seperti ini malah lebih merendahkanmu. Dan andai kutau seberapa besar kasihMu, dan apa yang harus kulakukan untuk menyenangkanMu, dan dari ketidaktahuan ini aku enggan percaya kepada segala yang bertentangan dan sesuai denganMu. Dari ketidaktahuan ini aku berdoa atau tidak berdoa kepadaMu atau kepada selainMu. Satu atau banyak. Satuatau penuh. Satu atau kosong. Tapi dari ketidaktahuanku, dari hati nurani, dan jiwa yang paling dalam atau dangkal aku proklamirkan atau tidak bahwa aku Mencintai segalaNya. Lalu dari kepintaranku yang dibodoh-bodohkan atau kebodohanku yang dipintar-pintarkan aku persembahkan dan aku banggakan… Inilah dia… Ketelanjangan