Doa yang selalu aku panjatkan dengan serius dan khidmat, setelah aku mendengar doaku dipanjatkan orang lain, rasanya doaku terlalu rendah dan tidak berbobot.
Jadi benar rupanya doa dan harapan itu sebaiknya disimpan saja di dalam hati dan pikiran. Karena apabila dilafalkan, disuarakan, diucap bersama-sama, doa dan harapan itu rasanya hanya angan-angan belaka. Karena segala yang di keluarkan aku kira merupakan buah dari nafsu dan keegoisan.
Mungkin itu sebabnya doa kita semua jarang terkabulkan. Minta ditunjukan jalan yang lurus melalui sikap kita yang menjilat, minta kedamaian, keselamatan, dan kebaikan selalu senantiasa menyertai, minta saudara-saudara kita diaman tentramkan. Walaupun berdoa bersama-sama tapi jarang terkabul.
Bagaimana apabila yang menyuruh kita berdoa bersama-sama dengan suara lantang adalah setan ?
Duh, jika itu benar terjadi, aku tak peduli. Bukankah tidak terkabulkan karena kita yang tidak mengabulkan?