Apabila aku ditanya,
"Kau belajar dan bekerja keras untuk apa ?"
Jawabannya adalah…
UNTUK MENGHINDARI NERAKA.
.
.
.
Aku tidak pernah mencintai pembangun rumah
Aku hanya mencintai rumah yang telah dibangunnya
Setelah ia selesai membangun rumah,
aku akan nyaman dengan rumah
Aku akan melupakannya
Dan tak memperdulikannya
Banyak orang bilang ingin bertemu dengan pembangun rumah
Mereka bahkan orang pintar
Dan setiap orang pintar pandai menipu
Sungguh yang dikatakannya adalah kebohongan
Memangnya jika sudah bertemu pembangun rumah,
apa yang akan mereka lakukan ?
Berbincang selama-lamanya ?
Sungguh membosankan
Bila memang berkeinginan begitu pun,
orang pintar harus meminta pembangun rumah
Menghilangkan rasa bosan yang dimilikinya
Apabila rasa bosan itu hilang dari dirinya,
hilang pulalah kemanusiaannya
Ia bukan lagi manusia yang sempurna
Maka dari itu
Orang-orang pintar itu pembohong!
Ia tak mungkin mengingini rasa bosannya dihilangkan!
Bukan masalah bagi si pembangun rumah
Ia melakukan semua itu tak ada alasan
Ia tak perlu uang
Ia tak perlu pujian
Ia tak perlu pengakuan
Karena ia bukanlah manusia
Ia hanya pembangun rumah
Dan melakukan segalanya
Membingungkan memang,
tapi itulah kenyataannya
Kembali lagi ke si orang pintar,
Pembangun rumah juga sepertinya tahu niat sebenarnya orang pintar
Ia hanya menginginkan rumah yang dibangunnya
Dan tak pernah benar-benar menginginkan dirinya
Ia hanya berbincang untuk berterima kasih sejenak
Lalu menikmati rumah yang dibuat si pembangun rumah
Ia berpesta di rumahnya
Ada banyak gadis berparas jelita
Sungai-sungai anggur yang mengalir
Rumah yang diinginkan siapapun di dunia
Sudah lupalah ia dengan si pembangun rumah
Sungguh hanya kebohonganlah yang dilakukannya!
Saat ia belajar dan bekerja,
ia yakinkan dirinya bahwa ia mencintai si pembuat rumah
Ia janji bekerjanya dan belajarnya hanyalah untuk si pembuat rumah
Namun saat rumah sudah dibuat,
benar-benar lupa ia dengan si pembuat rumah
Sekali lagi,
ini bukanlah masalah bagi si pembuat rumah
Lagian siapa yang benar-benar mencintai si aneh itu?
Bahkan banyak orang heran dengannya
Memanfaatkannya, bersikap baik ataupun memaksa
Jika orang-orang itu meminta rumah,
si pembangun rumah akan terus membangun rumah
Diludahi, ditendang, dipeluk, dicium, ditiduri
Ewh siapa coba yang ingin menidurinya?
Si aneh itu memang penyebab orang-orang menjadi aneh
Pembohong atau bukan, apabila meminta rumah
Si pembuat rumah akan membuatkannya rumah
Pernah suatu ketika ada yang bertanya padanya,
Mengapa ia terus membangun rumah
Walau tidak dibayar
Walau disakiti
(bodoh sekali yang bertanya, ia tak pernah merasa sakit)
Ia hanya membalas,
"yeah"
"yeah"
"yeah"
seperti seorang DJ mabuk yang menyerupai keledai
Ia tak pernah membalas apa yang dilakukan orang-orang itu,
Ia sendirilah yang menjadikan orang-orang seperti itu
Mereka menjadi aneh karena si aneh itu
Ia bisa saja memanipulasi rumah yang dibuatnya saat ada yang menjahatinya,
dengan menjadikan rumah yang dibuatnya seperti neraka
Tapi ia tak pernah melakukannya
Ia hanya membangun rumah,
Sesuai apa yang diinginkan peminta rumah
Aku tak pernah mencintainya
Buat apa pura-pura mencintainya?
untuk mendapatkan rumah?
tak mencintainya pun sudah diberi rumah
Aku hanya benci dengannya
Dan selalu benci dengannya
Aku takut apa yang tidak aku tahu
Keanehannya membuatku takut
Pernah aku iseng meminta dibuatkan neraka ke si pembuat rumah
Namun ia tak pernah membuatnya
Lagi-lagi aku menyadari keanehan
Ia padahal selalu membuat apa yang diminta orang-orang
Kadang aku tidak percaya
Namun seiring berjalannya waktu akhirnya aku sadar
Sebelum aku meminta pun, ternyata neraka sudah ada.
Kedatangannya kepada diriku
Keanehannya
segala yang tidak kuketahui tentangnya
merupakan neraka bagiku
Maka sekali lagi aku yakinkan pada diriku
Belajarku dan bekerjaku
Hanyalah untuk menghindari neraka
Walaupun aku tau
neraka tidak pernah bisa aku hindari
Ia selalu bersamaku hingga saat ini