Roy Citayam Tolak Beasiswa dari Sandiaga Uno

Banyak yang menghujat bahwa generasi ini generasi kurang didikan. Menolak beasiswa menurut saya adalah tindakan mulia yang bisa dilakukan seseorang. Barangkali ia mengerti dirinya sendiri, tidak seperti kebanyakan orang yang perlu untuk ikut dalam suatu kompetisi yang entahlah dapat hadiah apa darisana.

Dulu ramai-ramai orang ingin masuk ekonomi, booming komputer semuanya ingin jadi anak IT, bisnis, yang sebenarnya banyak yang tidak tau di dalamnya ada apa. Percaya-percaya saja dengan cerita-cerita, dari google, dari guru bk, bahwa kamu ini apa, dan cocoknya jadi apa dan melakukan apa.

Ia mungkin tidak mengerti ia melakukan apa, tapi sikapnya memiliki banyak interpretasi apabila siapapun benar-benar bisa mengolah data. Memperlihatkan indikator, bahwa semuanya tau, pendidikan Indonesia itu tidak memberikan jaminan. Waktu yang terbuang dan uang. Waktu tidak dianggap menjadi mata uang karena mereka-mereka ini lapar, dan tidak mungkin untuk memikirkan waktu, sehingga yang bisa digapainya hanyalah uang yang dianggap sah bangsa ini. Uang itu hanya ilusi, tapi dijadikan kesepakatan, karena pemikiran pemimpinnya dan yang dipimpinnya masih belum sampai pada tahap yang seharusnya menurut saya.

Negara maju itu bukan yang menjadikan uang yang dianggap sah itu sebagai mata uang. Mereka menggunakan waktu sebagai mata uang. Karena hal itu yang paling langka. Bank sentral bisa mencetak uang sepuasnya, dan banyak yang jadi korbannya, tapi tidak pernah sadar, karena memang pemimpinnya itu walaupun punya power, ia memang tidak ingin menggunakan powernya untuk menunjukkan pada yang dipimpin, bahwa mata uang yang sebenarnya adalah waktu. Orang kelaparan mana mungkin berpikir bahwa mata uangnya adalah waktu, ia tidak peduli apapun itu, yang ia perlukan hanyalah makanan, dan jarak terpendek itu adalah mata uang yang dianggap sah oleh negara.


Penolakan itu barangkali merupakan bukti mawas diri, memahami betul diri sendiri, bahwa diri itu tidak layak. Bahwa jangan sampai ego membawamu tinggi-tinggi untuk menyengsarakan orang lain. Orang yang memahami ketidakompetenannya justru adalah orang yang keren. Ia memberikan kesempatan bagi yang lain yang lebih layak darinya. Saat ia ditugaskan menjadi Ketua Dewan Pengawas Penelitian, apabila ia tidak mampu ia tidak akan mengambilnya.

Tidak seperti para orangtua yang bingung karena masa mudanya dihabiskan untuk apa, maka saat tua ia tau ia tidak berkontribusi apa-apa selain memberikan rezeki pada pencari berita konyol atas kelakukannya dan pengkritik atas kebijakannya bodohnya. Maka saat di masa tua ia diberikan suatu kesempatan oleh yang bermodal, maka tentunya ia tidak akan menolaknya. Tidak peduli dengan ketidaktahuannya, karena ia tidak paham kelemahannya sendiri. Mereka-mereka yang tua yang setipe dengan orang ini terus bermunculan, karena orang bermodal tak ingin kehilangan modalnya, maka ia jadikan mereka sebagai boneka sehingga yang para kelaparan tadi tidak pernah tau sebenarnya orang ini manfaatnya apa.

“AKU BISA, AKU PASTI BISA” adalah jargonnya. Orang yang tau bahwa ia tidak tau ini seperti sang penolak beasiswa. Dan kelompok yang memberikannya beasiswa ini, si konyol itu adalah orang-orang yang tidak tau bahwa ia tidak tau. Maka yang tidak tau bahwa ia tidak tau tidak pernah peduli dengan pandangan para pengkritiknya, “Jalanin saja dulu, aku pasti bisa.”

Apabila ia tau bahwa ia tidak tau, maka tidak semudah itu ia dapat berjanji melakukan segala hal yang tidak dapat ditepatinya. Dan itu semua suruhan para pemilik modal, maka pendidikan semuanya dibuat begitu kacau, yang penting semuanya bisa beli cicil kendaraan untuk mengantar orang-orang yang terburu-buru melakukan sesuatu. Tak ada sesuatu buat publik, dan semuanya didesain agar semuanya menjadi pembeli, agar para pemilik modal bisa terus menambah modalnya, tak peduli lingkungan, tak peduli ekosistem. Hingga lingkungannya rusak, ia panik sendiri dan pura-pura tidak tau sekaligus berteriak, “Ulah siapa ini sebenarnya? Mari rakyat, kita bersatu melawannya!!!”

Tapi si penolak beasiswa ini, ia berkata pada kita, “TOLAK! Berikan kesempatan pada ia yang tau!”, tetapi pemilik modal itu selalu menjegalnya dan menjegal kita sehingga, pada waktu kapan kita akan tersadar?


MEGAWATI MEGAWATI MEGAWATI ❤️ ❤️ ❤️ WANGY WANGY WANGY WANGY HU HA HU HA HU HA, aaaah baunya rambut MEGAWATI wangi aku mau nyiumin aroma wanginya MEGAWATI AAAAAAAAH ~ Rambutnya…. aaah rambutnya juga pengen aku elus-elus ~~ AAAAAH MEGAWATI keluar pertama kali di anime juga manis ❤️ ❤️ ❤️ banget AAAAAAAAH MEGAWATI AAAAA LUCCUUUUUUUUUUUUUUU…………MEGAWATI AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAGH ❤️ ❤️ ❤️apa ? MEGAWATI itu gak nyata ? Cuma HALU katamu ? nggak, ngak ngak ngak AIR LIUR KU BERCUCURAN DI SEKUJUR TUBUHNYA 🤤 🤤 🤤 AKU RELA JADI BUDAK NYA SEUMUR HIDUP DEMI MEGAWATI KU SAYANG KU ❤️ ❤️ ❤️ APA KAMU BILANG? AKU MEMBANTENG? GAK GAK GAKKKK. SINI GW TONJOK DADA LU NYAMPE KEJANG KEJANG 😡 😡 😡 YEAAHHHH MEGAWATI PUNYA KU SENDIRI, ISTRI KU, BOJO KU, AHHHHH ❤️ ❤️ ❤️ AAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHH