dangkal, dangkal
para artis itu dangkal
tidak terkecuali kalian
para filsuf
para guru
para penghibur
para pelacur
setiapnya itu menginginkan yang sama
bahagia
sudah aku cari si bodoh itu
tapi aku tidak pernah tau
mengapa aku perlu mencari
alasan untuk mencari saja tidak dapat
apalagi alasan untuk mendapatkan
katanya aku kurang cinta
ada yang kotor dari diriku
perlu dilembutkan
dengan cinta
tapi cinta itu
sekalipun menarik
aku tetap tolak si begundal itu
aku berusaha tolak
tapi anjingnya bagian diriku ini
sekalipun aku tolak
seakan-akan tetap ada yang ingin
bagai perut kelaparan
yang bagaimanapun tak bisa kau tahan
suaranya yang memuakkan
apalagi saat di depan banyak orang
perkumpulan lemah itu
mengapa membuatku sangat lapar
segala cara telah aku coba
tapi tetap tak dapat ku tahan
sia-sia selalu
usahaku untuk menahan
ingin kukebiri bagianku itu
tapi dokter hingga dukun tak pernah tau
aku pun tidak tau
tapi bagiku
cinta itu bagai sesuap nasi
bagi orang kelaparan
bagai menemukan uang 2000
saat kau mencuci
tapi sayangnya,
nasi tidak membuatku kenyang
sayangnya juga,
aku tidak pernah mencuci
ada kelangkaan dan kejutan
dari cinta itu katanya
tapi tolol juga yang bilang
setiap yang langka itu berharga
semua bilang tak ada kata terlambat
untuk memulai
tapi aku ingin mulai
tidak merasakan semua itu
dan semuanya menganjing2kanku
harus bersyukur katanya
bahwa aku terlalu bangga dan sombong
atau cemburu
bagaimana aku bisa bangga
saat aku perlu menuruti para artis itu
katanya aku menipu diri sendiri
mungkin memang benar penyangkalan
tapi tanpa disangkal pun
kalian tetap bisa percaya
sedangkan aku
tak mengerti apa itu
kedangkalan itu yang kalian ceramahkan
padahal kedalaman itu abadi
tapi tetap kalian tolak juga
tapi karena hanya sedikit
dan aku salah satunya
maka hanya aku yang dianggap gila
buat apa ada pemenang
bila semuanya hanyalah permainan
debat tentang dangkal dan dalam
saat ia semua merupakan jangkauan
dari permainan, dari kegilaan
untuk apa melepas beban
bila ia dapat melepasmu jauh
menuju kedalaman