budaya tidak perlu didewakan

budaya itu adalah makhluk dan juga produk, maka ia mengikuti product life cycle: introduction, growth, maturity, decline

belum ada cara untuk melawan enthropy, maka matikanlah ia yang ingin mati.

dengan digitalisasi, semuanya bisa hidup abadi, maka budaya perlu dimatikan dan diabadikan.

jangan menghidupi ia yang ingin mati. matikanlah budaya-budaya itu, kecuali ia yang ingin terikat dengannya, kecuali ia yang beridentitas dengannya. biarkan mereka mati dengan budayanya. dengan digitalisasi kita semua tau mereka akan abadi.

mandikan, solatkan, kuburkan, mayat2 budaya itu. seiring waktu akan ada mereka yang bernostalgia, dan perlu menziarahi mereka. kuburannya sudah jelas dengan digitalisasi.

banyak prioritas yang belum terselesaikan, lapar fisik, lapar otak, lapar jiwa. budaya2 usang itu tidak bisa memberi makan barang kelaparan itu.

matikan budaya2 usang, matikan ia yang ingin ’terlihat’ menyelamatkan.


Culture does not need to be idolized.

Culture is both a creature and a product; thus, it follows the product life cycle: introduction, growth, maturity, decline.

There is no way to fight entropy, so let those who want to die, die.

With digitization, everything can live eternally; hence, culture needs to be put to rest and immortalized.

Do not sustain that which desires death. Turn off those cultures, except for those who wish to be bound by them, except for those who identify with them. Let them die with their culture. With digitization, we all know they will endure.

Bathe, pray for, bury those cultural corpses. Over time, there will be those who feel nostalgic and need to visit them. Their graves are already clear with digitization.

Many priorities remain unresolved—physical hunger, intellectual hunger, spiritual hunger. Those outdated cultures cannot feed those hungry needs.

Turn off the outdated cultures; turn off those who want to ‘appear’ to save.