Chapternya pendek-pendek jadi ga terlalu ngebosenin, cerita-ceritanya lumayan asik. Nih… Make startup with few people, not too few and not too big Creative monopoly — dont compete with other market, but create your own market “the more we compete, the less we gain” Competition is devastated, if you can’t beat rival it may be better to merge Characteristics of monopoly: Propietary technology, Network effects, Economies of scale, Branding Building monopoly:...
I. Cosmos: A Spacetime Odyssey Eps 1 he shown us how little we are, 100 ribu tahun cahaya from the milky way galaxy 1599 cant look into universe copernicus, giordano bruno Galileo galilei II. Cosmos: Possible Worlds Eps 1, spinoza Eps 2, Ahura mazda, buddha, Ashoka Eps 3, goldschmit geology Eps 4, Vavilov, darwin, lamark Eps 5, hippocrates : father of medicine, angelo mosso, brain, neuroscience, connectome Eps 6, kuiper, sputnik, ecology, carl sagan...
review sistem informasi universitas indonesia semester 4
The worst comedy series I’ve ever watched. Irrelevant for me but still can be related to my perspective of my life. The geeks, the nerds, with asperger syndrome whose name is Richard. But yup like any other characters, it’s not fair if it’s only filled with misfortune, so the director or the writer add the advantages to his character which include he is the best programmer in his circle. I don’t want to describe all, you could read it somewhere about the synopsis....
secara cocoklogi, kronologi simpelnya kaya gini masalah lingkungan > pandemi > stimulus US > yang bercukupan bingung naruh uang dimana > influencers/manipulators speak > inflasi aset-aset kripto … Kenapa harus tahu crypto Kenapa harus tau crypto, blockchain, dan sejenisnya . . . Sebelumnya saya agak pesimis tentang perkembangan teknologi. Sebagai anak Sistem Informasi yang dituntut untuk mengefisiensikan apapun, ada dilema moral saat tau masalah terbesar mengembangkan sistem informasi bukan terletak pada teknologinya, melainkan manusianya....
Title: Introduction: After watching the thought-provoking film “Schindler’s List,” I found myself contemplating the connection between the illusion of money and its inability to trade ideology. Money, while a powerful tool, may not be enough to save those influenced by strong and destructive ideologies. In this article, we will delve into the complexities of money, its impact on society, the importance of vision and charisma, the destructive nature of social proof, the consequences of economic disparities, and the power dynamics that shape our world....
Zat apa yang tak menghantarkan suara Hanya yang bukan zat Yang jauh Bukankah ia tak pernah mendengar suara Atau begitu pekanya Begitu malasnya ia Begitu pedulinya ia Hingga abainya pada suara Merupakan suatu ketakjuban Dan abainya terhadap suara Bukankah bukti kekuasaan Sehingga menyepelekan Karena ia mendengar segala kepekaan Tak perlu menjawab karena tak pernah sampai Diindahkannya pun tidak Atau tak mengindahkannya adalah Bentuk suatu kepedulian Kepedulian ia yang kuasa Aku tak tahu Zat apa yang tak menghantarkan suara Bukankah ia yang bukan zat Kehampaan udara Nan jauh disana?...
Introduction: Decentralized finance (DeFi) has emerged as an alternative financial system that promises increased autonomy, transparency, and efficiency. However, amidst its growing popularity, there are individuals who hold a deep-seated aversion towards this emerging financial paradigm. This essay aims to explore the reasons why some people harbor a dislike for decentralized finance. Pessimistic Outlook: One of the main reasons for the animosity towards decentralized finance lies in its inclination to consider worst-case scenarios....
The needs of every human being are very strange When I was a junior high school and tried to get into selection of math Olympiad, I was failed. I've never been good at being grateful, even though I'm quite old. At that time, I was looking for someone to blame, I wish I had a typical Asian parent who forced their kids to study hard. My parents are somehow religious, but unfortunately, they really make a democratic system which have this kind of problem....
Pekerja seni adalah lacur rupawan Menyaingi ia yang agung Tidak tahu warna Darimana asalnya Hanya nol dan satu Ia jual anaknya Mencoret dari KKnya Diberikan pada dukun Ditanya bagusnya diapakan Dukun menjawab, Ganti saja namanya Tidak perlu dibuang Sebut saja ia karya Lantas kau bisa jual ia Si karya itu akan jadi uang Dan kau tidak akan kelaparan Pekerja itu mengiayakan Karena ia kelaparan Bukan lapar fisik Tapi lapar kuasa Kuasa atas dirinya Kuasa atas angka Kuasa atas nol atau satu Anaknya dijual Darahnya dijual Suaranya dijual Lukisannya dijual Ketikannya dijual Tenaganya dijual hidup mati selnya dijual Hingga tak bisa ia bedakan Mana dibuang Mana dijual Dan persetan ia Karena lapar Maka ia harus makan Dan karena harus makan Ia harus menjual pula Buang atau jual Ia tak bisa bedakan Dan ia bertanya Apakah aku menjual Apakah aku membuang Terhadap aku sendiri Dan apa bedanya Tiap saat selnya mati Ia merasa terbuang Menjual dapat uang Menjual dapat kenyang Membuang tak dapat apa-apa Membuang itu spontan Tapi kenyangnya dia Kenapa sama dengan membuangnya Yang tak dapat apa-apa Kerjanya itu spontan Jualannya itu spontan Jual diri Buang diri Apa bedanya pekerja seni Dengan jual dan buang Bukannya sama-sama mati Betapa jahatnya ia Menjual anaknya sendiri Membuat dan menjual Membuat dan membuang Dirinya sendiri Lagi-lagi Menjual dan membuang Apa bedanya Bukannya, Membuang itu melegakan Tak perlu dapat uang Tak perlu dapat kenyang Tak ada kelaparan Jual dan buang Apa bedanya Pekerja seni Menjual karya Membuang karya Menjual anaknya Menjual dirinya Bukannya itu semua Kerjaan dari pelacur?...